Congratulations to Dr. Sari Damar Ratri on He...
05 November 2024
JAKARTAINSIGHT.com | Untuk ketujuh kalinya, Yayasan Beasiswa dan Dukungan Penelitian Indonesia atau ISRSF (Indonesian Scholarship and Research Support Foundation) kembali menggelar kegiatan symposium ketujuh sejak 2012 diresmikan. Kegiatan kali ini digelar di Sequislife Center, Sudirman-Jakarta Selatan pada Jumat (21/06).
Arryman Symposium ini sendiri merupakan agenda rutin tahunan yang digelar ISRSF sebagai kesempatan untuk memaparkan hasil riset dan kerja keras Arryman Fellows yang telah belajar selama satu tahun di Northwestern University, USA.Pada penyelenggaraan kali ini, sebanyak 3 mahasiswa doctoral diberikan kesempatan memaparkan makalahnya, diantaranya yakni ;
Febi Rizki Ramadhan dengan materi makalah berjudul “The Conspicuous Face of Punishment: Spectatorship and Public Governance in Public Caning in Aceh, Indonesia” terkait praktek hukum cambuk di Aceh.
Atmaezer H. Simanjuntak dengan makalah berjudul “Making God and the Devil: Commodity Fetishism and Capitalist Desire in a West Kalimantan Palm Oil Plantation” terkait komoditi kelapa sawit di Kalimantan Selatan.
Eunike G. Setiadarma dengan makalah berjudul “Cultivating Pembangunan: Rice and the Intellectual History of Agricultural Development in Indonesia, 1945 - 65”
terkait sejarah intelektual pembangunan pertanian Indonesia era 1945-46.
“Program ini diharapkan dapat memberikan pembaharuan untuk Indonesia dalam kurun waktu satu dekade kedepan. Karena harapannya para Arryman Scholars akan memberikan pemikiran dan ilmunya baik secara langsung maupun melalui mahasiswa yang dibimbingnya, sehingga proses perubahan ini dapat terus bergulir,”ungkap Ketua Yayasan ISRSF, Prof. Jeffrey Winters yang ditemui disela kegiatan symposium tersebut, Jumat (21/6) Jakarta.
Lebih jauh Jeffrey menuturkan, konsep Arryman Symphosium ini sudah ada sejak tahun 2008 dan baru dijalankan pada 2012 silam. “Tujuan kami yakni menjaring para intelektual muda yang terbaik di Indonesia kemudian mengembangkan mereka sebagai akademis kelas dunia, yakni dengan mengumpulkan mereka untuk belajar bersama di satu universitas, yang mana dalam hal ini kita memilih North Western,” sambung Jeffrey.
Lebih jauh Jeffrey juga menambahkan, bahwa sejak awal diselenggarakan, sampai saat ini sudah ada 23 orang yang menerima beasiswa tersebut sejak awal diselengarakan.
“Kami ingin membangun kualitas pendidikan yang lebih berkualitas, dimana program ini kami mendapat support dari sejumlah sponsor yang juga sangat peduli terhadap pentingnya dunia pendidikan.
Dana yang terhimpun nantinya akan digunakan untuk pembiayaan menyeluruh mahasiswa yang terpilih, dimana mereka nantinya akan mengikuti pendidikan selama 7 tahun yang dibagi menjadi dua gelombang, yakni 1 tahun kemudian 6 tahun di Northwestern University di USA” tambah Jeffrey.
Terkait mata pendidikan, Jeffrey menyebut Arryman Symphosium ini fokus terhadap empat bidang, yakni sejarah, antropolgi, ilmu politik, dan sosiologi.
Dalam kesempatan yang sama, Dewi Puspasari selaku Excecutive Director ISRSF menambahkan, “ide awal program ini tercetus dari pak Arief Arryman dan pak Jeffrey yang merasa peduli terhadap para intelektual akademis di Indonesia saat ini hanya menjadi konsumen dari teori luar, bahkan untuk Indonesia sendiri.Harapannya, nantinya Indonesia tak hanya menjadi konsumen tapi juga kontributor atau teori merek didengar dan digunakan sebagai teori internasional,” ungkap Dewi.
“Para peserta yang telah mengikuti program beasiswa ini nantinya akan disatukan untuk mentransformasikan ilmu yang mereka dapat. Saat ini kami sedang membangung sebuah universitas yang belum bisa kami beritahukan kapan dan dimana, namun nantinya para Arryman scholar ini nantinya menjadi pengajar di universitas tersebut,” tutup Dewi.
Sumber : Jakartainsight.com
URL : http://jakartainsight.com/read/artikel/2019/06/24/4700/ISRSF-Kembali-Gelar-The-2019-Arryman-Symposium--7th-Annual-Event